ASEAN for the Peoples Conference 2025: Dr. Dino Patti Djalal Dorong ASEAN Lebih Dekat dengan Rakyatnya

TimsusNews.com, Jakarta, 4 Oktober 2025 — Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sekaligus pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dr. Dino Patti Djalal, menyerukan pentingnya membangun ASEAN yang benar-benar berpusat pada rakyat, dalam forum bergengsi ASEAN for the Peoples Conference (AFPC) 2025) yang digelar di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, 4–5 Oktober 2025.

Konferensi yang dihadiri ratusan peserta dari seluruh kawasan Asia Tenggara ini menjadi momentum untuk menyatukan suara masyarakat, aktivis muda, akademisi, dan tokoh komunitas dalam memperkuat kolaborasi lintas negara di bawah semangat “Stronger Together, People at the Center.”
“Selama ini ASEAN banyak dikenal sebagai forum antarnegara. Melalui AFPC, kami ingin menghadirkan ASEAN yang hidup di tengah masyarakat, dengan semangat kolaborasi dan kepedulian lintas batas,”
ujar Dr. Dino Patti Djalal, yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.

🔹 Mendorong “Geocivics”: Diplomasi dari Rakyat untuk Rakyat
Dalam pidato pembukaannya, Dr. Dino menekankan bahwa masa depan ASEAN tidak cukup dibangun melalui geopolitik dan geoeconomics, tetapi juga melalui “geocivics” — yaitu diplomasi yang tumbuh dari partisipasi masyarakat sipil.
Menurutnya, kekuatan sejati ASEAN terletak pada rakyatnya — dari organisasi akar rumput, aktivis sosial, hingga pemimpin muda yang berkomitmen mendorong perubahan nyata di komunitas masing-masing.
“People-centered ASEAN bukan sekadar slogan, melainkan arah masa depan ASEAN yang partisipatif, inklusif, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

🔹 Ruang Kolaborasi bagi Masyarakat Asia Tenggara
AFPC 2025 menghadirkan berbagai sesi panel dan forum tematik yang membahas isu-isu strategis, mulai dari demokrasi partisipatif, ketahanan sosial, perubahan iklim, kesetaraan gender, hingga peran generasi muda dalam diplomasi publik dan transformasi digital.
Salah satu momen yang menarik perhatian publik adalah kehadiran Mr. Pita Limjaroenrat, tokoh reformis muda dari Thailand, yang berbagi pandangan tentang pentingnya membangun jembatan komunikasi antarwarga ASEAN.
“ASEAN akan lebih kuat bila rakyatnya saling terkoneksi, berbagi harapan, dan berani bersuara untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Pita dalam sesi plenary.
Dengan mengusung semangat kolaborasi lintas batas, AFPC 2025 menjadi bukti bahwa diplomasi bukan hanya milik para pemimpin negara, tetapi juga milik rakyat yang ingin berperan aktif dalam menentukan arah kawasan.
🔹 Membangun ASEAN yang Dekat dan Dirasakan
Dr. Dino menegaskan bahwa tantangan terbesar ASEAN hari ini adalah membuat masyarakat merasa memiliki ASEAN.
Melalui inisiatif seperti AFPC, FPCI ingin menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepemilikan itu — agar ketika warga Asia Tenggara mendengar kata “ASEAN,” mereka akan berpikir:
“Itu rumah saya. Itu keluarga saya. Itu masa depan saya.”

🔹 Tentang Dr. Dino Patti Djalal
Dr. Dino Patti Djalal adalah diplomat dan pemikir kebijakan luar negeri Indonesia yang dikenal luas atas kontribusinya dalam dunia diplomasi dan pendidikan publik.
Ia meraih gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang Hubungan Internasional dari London School of Economics and Political Science (LSE), Inggris.
Dalam kariernya, ia pernah menjabat sebagai:
🇮🇩 Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (2010–2013)
🕊️ Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia
🗣️ Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2010)
Atas dedikasi dan kiprahnya, Dino dianugerahi berbagai tanda kehormatan negara, antara lain Bintang Mahaputera Adipradana, Bintang Mahaputera Utama, dan Bintang Jasa Utama.

🔹 Tentang FPCI
Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) merupakan organisasi nirlaba dan nonpolitik yang berfokus pada kebijakan luar negeri, hubungan internasional, dan diplomasi publik.
Didirikan oleh Dr. Dino Patti Djalal, FPCI kini menjadi komunitas kebijakan luar negeri terbesar di Asia, dengan jaringan luas yang meliputi diplomat, akademisi, mahasiswa, profesional, dan pemimpin komunitas dari berbagai negara.
✨ Reporter: Titiek Murniaty

Related posts
Tutup
Tutup